Anggapan yang seringkali muncul dalam benak kebanyakan dari kita tentang diet dan produktivitas setidaknya ada dua hal.
Pertama, kita mengira dampak dari diet (makanan yang kita konsumsi sehari-hari) terhadap produktivitas adalah hal yang sepele. Kedua, kita berasumsi bahwa selama kita sudah makan tiga kali sehari, itu sudah cukup dan baik-baik saja. Akibatnya, kita jarang memperhatikan pola makan dan jenis makanan yang kita konsumsi.
Namun, tahukah Anda? Penelitian menunjukkan hal sebaliknya.
Berikut adalah tiga hal yang perlu kita ketahui tentang pengaruh makanan terhadap produktivitas.
Karbohidrat Mempengaruhi Fokus
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi setiap organ dan sel tubuh. Itu adalah fakta umum yang diketahui banyak orang. Oleh karenanya, tak banyak yang berpikir dua kali tentang hal ini. Khususnya organ otak. Para peneliti menyatakan, untuk bisa berfungsi dengan baik, otak menggunakan sekitar 20% dari total energi kita sehari. Namun, kalau kita gali lebih dalam lagi, ada dua jenis karbohidrat; yakni karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Masing-masing jenis menimbulkan dampak berbeda pada tubuh kita.
Karbohidrat sederhana. Setiap makanan yang bergula atau gula itu sendiri adalah karbohidrat sederhana. Alasan disebut karbohidrat “sederhana”, karena ia mudah diubah menjadi energi. Oleh karenanya, tak lama setelah mengonsumsi karbohidrat sederhana, kadar gula darah pun mengalami kenaikan.
Ketika tubuh mendeteksi kadar gula darah yang tinggi, maka hormon insulin akan dilepaskan. Selanjutnya, hormon triptofan dan serotonin kemudian mengaliri otak. Efeknya, tingkat kesadaran kita berkurang sehingga timbul rasa kantuk.
Dampak lain yang ditimbulkan ketika kita terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat sederhana adalah gula darah yang menurun drastis sesaat setelah mencapai puncaknya. Inilah alasan dibalik kita tetap merasa rasa lapar meskipun sudah makan 2 potong kue coklat.
Karbohidrat kompleks. Jenis karbohidrat ini lebih ramah daripada karbohidrat sederhana dalam kaitannya dengan kenaikan gula darah. Strukturnya yang kompleks membuatnya tidak mudah dicerna. Artinya, tak seperti karbohidrat sederhana yang naik dan turun dengan begitu cepat, efek karbohidrat kompleks pada gula darah cenderung naik secara perlahan dan puncaknya tidak terlalu tinggi. Dengan begitu, kita tidak mudah merasa lapar dan bisa mempertahankan fokus lebih lama. Nasi merah, gandum, dan kacang-kacangan adalah beberapa contoh karbohidrat kompleks.
Grafik ini menggambarkan dua jenis respons gula darah (glukosa) setelah makan.
Source: Freeman Performance Nutrition
TIPS! Upayakan gula darah untuk tetap berada di area hijau dengan makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang
Hal ini bukan berarti tidak boleh sama sekali mengonsumsi karbohidrat sederhana. Namun, pilihlah porsi yang seimbang dan sesuai antara karbohidrat sederhana dan kompleks untuk mendukung fungsi tubuh dan otak kita.
Protein & Lemak Mempengaruhi Kinerja Kognitif Kita
Jika kita sedang tidak mood untuk makan lauk-pauk yang merupakan protein, kita perlu mengingat kembali bahwa satu sel otak yang berharga mengandung sekitar 50 miliar protein. Hal ini menandakan protein sangat penting bagi sel-sel otak dalam memproses banyak informasi yang diterima atau disebut juga plastisitas sinaptik. Jika Teman Nala sedang menghadapi pekerjaan dengan tingkat kompleksitas yang tinggi, itu adalah saat yang tepat untuk memperbanyak asupan protein.
Tidak hanya itu, asam amino (unit terkecil dari protein), seperti triptofan, tirosin, histidin, dan arginin, merupakan bahan penyusun komponen penting dalam komunikasi antara satu sel otak dengan lainnya. Jika Teman Nala merasa lebih aktif dan energik, itu karena norepinefrin dan dopamin yang merupakan efek dari protein yang dikonsumsi! Menarik sekali, bukan?
Konsumsi lemak sehat juga merupakan faktor penting untuk kemampuan kognitif yang optimal, mengingat hampir 60% otak terbuat dari lemak. Berbagai penelitian juga menyimpulkan bahwa lemak yang dikonsumsi akan mempengaruhi berbagai fungsi dan aktivitas otaknya termasuk transfer informasi (transmisi sinaptik dan jalur transduksi sinyal). Namun, perlu dicatat ya, Teman Nala, bahwa lemak yang dimaksud adalah lemak sehat seperti makanan kaya omega. Bukan lemak yang berasal dari gorengan dan makanan cepat saji.
Mikronutrien Penting untuk Kesehatan Otak
Setelah Teman Nala berhasil memenuhi kebutuhan zat gizi makro, jangan lupakan kebutuhan zat gizi mikro. Meskipun tubuh kita hanya membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah sedikit, namun upaya untuk memenuhinya tetap wajib kita lakukan untuk kesehatan otak.
Vitamin C, misalnya, menurut penelitian memiliki kaitan dengan vitalitas secara mental. Ketika kadar vitamin C seseorang tidak mencukupi, vitalitasnya menurun. Itu berarti fokus dan tingkat kewaspadaannya berada di bawah kondisi optimal dalam menghadapi berbagai tugas dalam pekerjaan.
Studi lain menyebutkan tentang vitamin D dan produktivitas karyawan. Hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan kadar vitamin D memiliki hubungan terhadap peningkatan produktivitas dan penurunan potongan gaji karena absen. Sebaliknya, mereka yang memiliki kadar vitamin D rendah mengalami penurunan produktivitas.
Tidak hanya vitamin dan mineral, antioksidan juga tak kalah pentingnya. Antioksidan inilah yang memberikan perlindungan ke otak terhadap molekul radikal bebas yang dapat membunuh sel-sel otak kita.
Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana cara memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, dan antioksidan yang penting tersebut?
Banyak orang yang melakukannya dengan mengonsumsi suplemen yang dijual. Namun, berbagai penelitian dan para ahli sepakat bahwa sumber vitamin dan mineral terbaik adalah dari makanan asli, yakni buah dan sayuran.
Pola makan dan jenis makanan kita sehari-hari sebenarnya memiliki dampak besar pada kesehatan fisik dan kognitif kita yang pada akhirnya mempengaruhi produktivitas kita. Jika ingin memperbaiki tingkat produktivitas, mulailah dari memeriksa jenis makanan yang kita berikan kepada tubuh kita setiap harinya. Selanjutnya, buatlah komitmen untuk menggantinya menjadi makanan yang lebih sehat dan pastikan untuk memprioritaskan makanan asli sebagai sumber zat gizi. Jika Teman Nala mencobanya, perlahan perbedaannya akan terasa.
Tertarik untuk mengetahui tentang gizi lebih lanjut?
Atau sedang mencari cara untuk memperbaiki pola makan menjadi lebih baik?
Tak perlu khawatir, kami dengan senang hati siap membantu. Dengan Nala NutriReadyTM, Anda dapat mengakses layanan gizi-genetik yang dirancang khusus untuk Anda.
Hubungi Layanan Costumer Service kami melalui WhatsApp di 08119941440.
Leave a Comment