Dulu, obesitas merupakan masalah yang hanya ditemukan di negara maju, namun, negara berkembang kini juga menemukan peningkatan dalam populasi mereka yang mengalami obesitas. Dengan kemajuan dalam kesehatan, nutrigenetik menjadi pilihan yang berpotensi besar dalam pencegahan dan pengobatan obesitas.
Dunia vs. Obesitas
Dengan dunia yang terus berkembang, populasi global tentu saja membutuhkan asupan nutrisi yang stabil. Sayangnya, tidak semua orang memiliki akses pada makanan sehat dan bergizi setiap hari. Kalau pun ada, selalu ada kemungkinan mereka juga mengalami malnutrisi, seperti konsumsi makanan yang berlebihan. Ini adalah isu utama dibalik salah satu bentuk paling umum dari masalah gizi, obesitas.
Obesitas dulunya dianggap sebagai masalah hanya di negara maju, karena penduduknya memiliki akses yang lebih mudah pada makanan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, obesitas telah menyebar menjadi epidemi, dengan populasi negara yang berpenghasilan rendah dan menengah mengalami peningkatan dalam masalah obesitas. Bahkan, angkanya 30% lebih tinggi dari negara maju. Akibatnya, ada lebih dari 4 juta kematian di seluruh dunia karena kelebihan berat badan dan obesitas pada tahun 2017. Lebih buruk lagi, obesitas dapat menyebabkan penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular (CVD), diabetes tipe 2, dan beberapa jenis penyakit kanker.
Menurut WHO, obesitas didefinisikan sebagai akumulasi abnormal atau berlebihan dari lemak tubuh yang dapat membahayakan individu dengan menghadirkan risiko kesehatan. Ini dapat diukur dengan menggunakan indeks massa tubuh (BMI), dimana nilai lebih dari 30 dianggap obesitas.
Umumnya, obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara konsumsi dan pembakaran kalori. Hal ini disebabkan oleh peningkatan asupan makanan yang kaya gula dan lemak, disertai tidak adanya aktivitas fisik (seperti contohnya olahraga dan jalan kaki). Kemajuan urbanisasi, moda transportasi, produksi pangan dan banyak lainnya pun semakin memudahkan peningkatan angka obesitas pada sebuah populasi.
Bisakah seseorang menjadi “lebih rentan” obesitas?
Banyak kondisi kesehatan yang dapat disebabkan tidak hanya oleh faktor lingkungan, tetapi juga faktor genetik, termasuk obesitas. Artinya, meskipun seseorang berada dalam lingkungan obesogenik (cenderung menyebabkan obesitas), mereka tidak akan menjadi gemuk karena faktor lingkungan obesitas cenderung dapat dikendalikan. Faktor genetik, di sisi lain, berada di luar kendali individu. Sebelum penelitian genom menjadi tren, telah ada suatu penelitian yang memberikan bukti ilmiah secara tidak langsung tentang perbandingan antara dampak faktor turunan dan lingkungan masa kanak-kanak, terhadap indeks massa tubuh dalam anak kembar.
Obesitas lebih sering disebabkan oleh kelainan pada lebih dari satu gen (poligenik) daripada satu gen (monogenik). Tentu saja, ada gen kandidat yang dipilih untuk menjadi “pemain utama” dibalik obesitas genetik. Sejak 2006, penelitian genomik telah menemukan lebih dari 50 gen terkait obesitas. Meskipun demikian, tidak ada penyebab genetik tunggal yang dapat diidentifikasi pada orang obesitas. Hal ini disebabkan sifat obesitas yang begitu kompleks dan dapat disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
Nutrigenetik – prinsip baru untuk lebih memahami dan mengatasi dampak obesitas
Sebelumnya, diet keto, diet sangat rendah kalori, diet tanpa garam termasuk dalam tren (dan mungkin masih menjadi tren saat ini) dalam penurunan berat badan. Namun, kita harus ingat bahwa diet-diet tersebut mungkin tidak cocok untuk semua orang karena kebutuhan diet mereka seharusnya dipersonalisasi. Seiring kemajuan besar yang dibuat dalam industri kesehatan, ada banyak metode bagi para tenaga kesehatan untuk lebih memahami kebutuhan pasien mereka serta membantu pasien dalam perjalanan kesehatan mereka.
Salah satunya adalah menerapkan personalisasi nutrisi menggunakan ilmu nutrigenetik. Meskipun nutrisi sendiri merupakan faktor lingkungan, cara setiap orang memproses nutrisi tertentu mungkin berbeda dengan satu sama lain karena susunan genetik mereka. Nutrigenetik didasarkan pada konsep yang sangat membantu pasien dalam mendapatkan kebutuhan spesifik mereka dan mengetahui penyakit apa yang lebih rentan terhadap mereka, termasuk yang disebabkan oleh obesitas diantaranya penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2.
Rekomendasi diet yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan individu setiap pasien setelah mendapatkan informasi tentang kerentanan genetik mereka dapat menjadi strategi untuk mencegah dan mengobati tidak hanya obesitas, tetapi juga penyakit yang berkaitan dengannya. Tentu saja, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mencari aspek genetik penyakit terkait obesitas, namun, analisis dengan nutrigenetik telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dan konsisten yang dapat lebih ditingkatkan dikombinasikan dengan disiplin "omics" (nutrigenomik, metabolomik, proteomik, dll).
Karena obesitas sendiri merupakan kondisi yang sangat dapat dicegah, maka dari itu kita bertanggung jawab untuk melindungi diri kita sendiri dan orang tersayang dari efeknya yang berbahaya.. Kita dapat memulai dari memilih makanan yang lebih sehat (buah dan sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, sumber lemak dan protein sehat) daripada makanan dan minuman yang tinggi akan gula dan lemak trans/jenuh. Aktivitas sehari-hari seperti duduk berlama-lama dan kurang olahraga juga dapat ditingkatkan. Anda juga dapat mengambil hal langkah lebih maju dengan melakukan tes DNA untuk mengetahui tentang susunan genetik Anda sendiri, agar dapat mengetahui apa yang benar-benar dibutuhkan oleh tubuh Anda. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang personalized diet dan nutrigenetik, Nalagenetics memberi Anda NutriReady™, tes nutrigenetik kami sendiri. Klik tautan ini untuk informasi lebih lanjut!
Leave a Comment