Skip to content

Nutrigenetik dan Nutrigenomik: Apa Perbedaannya?

Istilah nutrigenetik dan nutrigenomik saat ini sedang menjadi topik hangat para ahli kesehatan dan gizi. Hal ini karena kedua istilah tersebut memiliki efek yang besar dalam rekomendasi gizi.


Istilah nutrigenetik dan nutrigenomik saat ini sedang menjadi topik hangat para ahli kesehatan dan gizi. Hal ini karena kedua istilah tersebut memiliki efek yang besar dalam rekomendasi gizi. Selama ini, para peneliti telah berusaha untuk menetapkan rekomendasi gizi standar untuk populasi. Misalnya, rekomendasi makro dan mikronutrien untuk orang dewasa yang sehat pada umumnya. Tak lupa pula rekomendasi pola makan bagi para pasien dengan penyakit tertentu seperti diabetes, penyakit jantung, atau hipertensi. Rekomendasi-rekomendasi tersebut dibuat berdasarkan asumsi bahwa metabolisme dan respon tubuh satu orang ke orang lain adalah sama.

Namun, dengan kemajuan teknologi saat ini, berbagai penelitian terutama dalam uji genetik, gizi, dan ilmu pangan mulai mendapatkan temuan lain; yaitu rekomendasi gizi dengan mempertimbangkan adanya perbedaan individu berdasarkan genetik. Temuan ini kemudian melahirkan studi terhadap pendekatan baru yang disebut gizi personal (personalized nutrition atau PN). PN dapat dijelaskan sebagai “pendekatan gizi berdasarkan kebutuhan masing-masing individu”. Konsep PN sendiri tidak dapat dipisahkan dengan konsep nutrigenetik dan nutrigenomik.

Nutrigenetik

Perbedaan genetik antara dua individu diperkirakan terjadi pada 1 dalam setiap 1000 basa nukleotida dalam struktur DNA. Perbedaannya seringkali hanya pada 1 huruf kode genetik, misalnya perbedaan antara huruf A dan G. Satu individu memiliki basa nukleotida U-C-G dan yang lainnya memiliki U-C-A. Genom manusia sendiri terdiri dari 3 miliar basa nukleotida. Hal ini berarti kemungkinan total terjadinya variasi genetik antara satu individu dengan individu lain adalah sekitar 3 juta basa nukleotida. Fenomena ini juga dikenal sebagai polimorfisme nukleotida tunggal (SNP).

Sebagian besar SNP ini terjadi secara alami dan tidak berpengaruh pada fungsi tubuh. Namun, sebagian kecil diantaranya memiliki pengaruh besar pada reaksi tubuh inidividu terhadap lingkungan, termasuk makanan yang mereka konsumsi setiap hari. Nutrigenetik yang berkaitan dengan hal ini kemudian berusaha mempelajari pengaruh variasi genetik individu terhadap reaksi tubuh terhadap makanan. Untuk lebih mudah memahami konsep ini, perhatikan ilustrasi berikut.

Pak Budi adalah pria berusia 43 tahun dan telah menjalani tes genetik. Hasilnya menunjukkan bahwa ia memiliki alel A untuk Apolipoprotein A1, atau nama lainnya polimorfisme APOA1 (G>A). Dengan gen tersebut, jika Pak Budi mengonsumsi asam lemak tak jenuh ganda omega-3 rantai panjang (PUFA), Pak Budi akan merasakan dampak positifnya. Hal ini karena setelah mengonsumsi PUFA, maka high-density lipoprotein (HDL) atau yang dikenal dengan kolesterol baik dalam tubuh Pak Budi akan meningkat.

Namun, Bu Susi istri dari Pak Budi,  tidak memiliki gen yang sama. Setelah melakukan tes genetik, ia memiliki genotipe GG. Jika dia mengonsumsi PUFA, kadar kolesterol baik dalam tubuh Bu Susi bukannya naik tapi malah turun. Ini adalah kebalikan dari apa yang terjadi pada Pak Budi.

Fenomena yang terjadi pada Pak Budi dan Bu Susi adalah salah satu bidang penelitian dalam nutrigenetik. Meskipun faktor lain seperti lingkungan dan gaya hidup bisa menjadi salah satu alternatif penjelasan, namun faktor genetik juga diketahui berkontribusi besar. Hal ini bukan berarti bahwa rekomendasi standar itu tidak valid atau kurang penting. Namun, rekomendasi gizi yang akurat berbasis genetik akan memberikan informasi dan intervensi yang tepat dan menyeluruh. Hal inilah yang menjadi ambisi para peneliti studi nutrigenetika untuk satu dekade ke depan.

Nutrigenomik

Banyak yang mengira nutrigenomik dan nutrigenetik istilah yang sama. Meskipun berkaitan, ada perbedaan yang jelas antara keduanya. Nutrigenomik mempelajari bagaimana makanan mempengaruhi pengaturan dan sistem keseimbangan dalam tubuh manusia. Saat makanan dimetabolisme oleh tubuh, ada reaksi yang berdampak positif maupun negatif mulai dari tingkat sel hingga sistem.

Fokus telaah nutrigenomik diantaranya terkait pengaruh zat gizi yang dikonsumsi pada genom, proteom, dan metabolom tubuh. Telaah ini bertujuan untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin untuk kemudian diterjemahkan ke dalam tindakan penanganan dan pencegahan berbagai penyakit kronis.

Untuk lebih jelas memahami istilah nutrigenomik, perhatikan contoh studi kasus ini.

Sekelompok ibu hamil yang tinggal di daerah tandus diamati asupan hariannya. Saat itu daerah mereka sedang mengalami masa kekeringan yang panjang, sehingga mereka hampir tidak punya apapun untuk dimakan. Hal ini menyebabkan asupan harian mereka hanya mencapai 400 hingga 800 kalori per hari.

Setelah beberapa dekade, para peneliti melakukan kunjungan ulang untuk mengamati kondisi kesehatan anak-anak dari para ibu tersebut. Anak-anak ini sudah memasuki usia dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka memiliki tingkat obesitas, penyakit jantung, dan risiko kolesterol yang tinggi.

Dengan adanya studi nutrigenomik, fenomena di atas memungkinkan untuk diubah. Perempuan bisa lebih teredukasi tentang pengaruh asupan harian ibu hamil. Pengaruhnya amat signifikan sehingga berdampak pada ekspresi genetik dan sistem metabolisme anak-anak mereka. Di sisi lain, orang-orang yang telah memasuki usia dewasa juga dapat memprediksi kemungkinan riwayat gizi mereka pada masa anak-anak. Dengan begitu mereka bisa mencari treatment yang tepat untuk kondisi kesehatannya.

Personalisasi Gizi Berdasarkan Genetik

Tren gizi saat ini sudah mulai berubah dari rekomendasi gizi umum ke khusus. Nutrigenetik dan nutrigenomik merupakan dua disiplin ilmu baru yang kini terus tumbuh dan dikembangkan oleh para pakar dan peneliti. Nutrigenetik fokus mengeksplor keunikan setiap orang dalam genetik yang menyebabkan perbedaan reaksi tubuh terhadap konsumsi makanan. Di sisi lain, nutrigenomik berusaha memberikan edukasi bagaimana pilihan makanan akan mempengaruhi ekspresi gen seseorang hingga ke tingkat molekuler. Aplikasi nutrigenetik dan nutrigenomik ke depannya diprediksi dapat membantu banyak orang untuk mendapatkan intervensi gizi personal yang paling efektif.

Di Nalagenetics, Anda bisa mendapatkan akses informasi kebutuhan gizi klien Anda berdasarkan profil genetik mereka dengan Nala NutriReady™.  Layanan kami dapat membantu Anda untuk memberikan rekomendasi gizi akurat kepada klien serta treatment gizi yang tepat. Ingin tahu lebih lanjut? Hubungi kami via WhatsApp wa.me/628119941440. Kami akan dengan senang hati membantu.

Leave a Comment