Varian COVID-19 Omicron, meski dikatakan lebih ringan, jauh lebih menular daripada varian Delta. Salah satu kemungkinan alasan untuk ini adalah jumlah mutasi yang tinggi pada spike protein virus.
Varian COVID-19 Omicron, meski dikatakan lebih ringan, jauh lebih menular daripada varian Delta. Salah satu kemungkinan alasan untuk ini adalah jumlah mutasi yang tinggi pada spike protein virus. Mutasi tersebut dapat membantu virus menghindari kekebalan atau perlindungan tubuh yang dibangun terhadap virus yang terkandung dalam vaksin atau didapat dari infeksi sebelumnya. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (The U.S. CDC) baru saja mengumumkan kasus pertama varian tersebut di Amerika Serikat pada 1 Desember 2021, tetapi sejak itu Omicron menjadi jenis yang dominan di negara tersebut, menyumbang 99,9 persen kasus pada 26 Januari 2022. Memang ada hal positif dari penyebaran yang cepat, yaitu lonjakan kasus kemungkinan tidak akan berlangsung dalam waktu lama. Namun, dengan penyebaran yang sangat cepat dari varian tersebut dan anak-anak mungkin terpapar atau akhirnya tertular virus, seberapa khawatir orang tua akan hal ini?
Gejala
Setiap varian baru, seperti Omicron, bervariasi dalam hal seberapa menular dan seberapa berbahayanya varian tersebut, dan karenanya, dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh tiap orang secara berbeda dan dapat mengubah efektivitas vaksin terhadap infeksi. Namun, ada kesamaan gejala yang ditemukan pada pasien generasi muda ini, yang mungkin mengalami peningkatan risiko jika terlalu muda untuk divaksinasi. Pada umumnya, gejala Omicron pada anak-anak tetap mirip dengan gejala yang disebabkan oleh varian sebelumnya dan anak-anak masih memiliki risiko keparahan penyakit akibat COVID‑19 yang lebih rendah dibandingkan orang dewasa. Gejala yang paling umum adalah pilek, sakit kepala, kelelahan, bersin, dan sakit tenggorokan. Ini hanya beberapa gejala yang mungkin dirasakan anak-anak, tetapi mereka mungkin juga mengalami demam, kedinginan, batuk, diare, dan sebagainya.
Lindungi Anak
Meskipun mayoritas anak-anak yang terinfeksi Omicron memiliki gejala yang ringan dan mampu memulihkan diri di rumah, sebagian anak-anak yang memiliki kondisi medis tertentu tetap berisiko mengalami gejala yang parah. Ada anak-anak yang mungkin mengalami kesulitan bernapas atau nyeri dada yang berkepanjangan dan memerlukan perawatan darurat. Suatu kondisi yang disebut sindrom inflamasi multisistem pada anak (MIS-C) juga sering dilaporkan. Anak-anak yang mengalami kondisi MIS-C dilaporkan mengalami peradangan parah di berbagai organ tubuh, termasuk jantung, paru-paru, pembuluh darah, ginjal, sistem pencernaan, otak, kulit, atau mata.Sebuah laporan baru-baru ini menunjukkan bahwa anak-anak di bawah usia 5 tahun yang tertular Omicron dapat mengalami infeksi pada saluran pernapasan bagian atas yang berpotensi memicu batuk keras yang disebut croup.
Lalu, bagaimana kita dapat melindungi anak-anak kita dari virus Omicron? Cara terbaik untuk melindungi keluarga kita dari COVID‑19 tetaplah dengan vaksinasi. Vaksin COVID‑19 adalah cara yang aman dan efektif untuk mencegah keparahan penyakit, tetapi jika anak Anda terlalu muda untuk divaksinasi, Anda masih dapat mengambil langkah-langkah tambahan untuk mengurangi penyebaran infeksi, misalnya, dengan memakai masker setiap saat di tempat umum, menjaga jarak dua meter dari orang lain, sering mencuci tangan, dan memeriksakan diri jika menunjukkan gejala apa pun. Bagi mereka yang memenuhi syarat, vaksin booster direkomendasikan untuk meningkatkan kekebalan tubuh lebih baik lagi.
Leave a Comment