Skip to content
menu-toggle
menu-close

Kontroversi Mengenai Obat untuk COVID-19: Sudahkan Ada Obat yang Terbukti Aman dan Efektif untuk COVID-19?

Sudah lebih dari 6 bulan sejak pandemi COVID-19 dimulai. Para peneliti sedang bekerja keras untuk menemukan obat atau vaksin yang dapat bekerja melawan COVID-19. Berbagai media juga menyebarkan berbagai macam informasi mengenai percobaan, pengembangan, serta penggunaan obat untuk COVID-19. Akan tetapi sebenarnya, sudah adakah obat yang terbukti aman dan efektif untuk COVID-19? Berikut adalah perkembangan dari beberapa obat yang populer dibicarakan dapat menyembuhkan COVID-19:

Chloroquine/Hydroxychloroquine
Chloroquine/Hydroxychloroquine menarik perhatian banyak orang di bulan Maret kemarin, terutama setelah Donald Trump mengumumkan bahwa beliau mengkonsumsi obat tersebut juga. Percobaan terbaru dari obat ini belum membuktikan keamanan dan efektivitas dari obat untuk melawan COVID-19, bahkan malah ditemukan efek samping obat yang serius seperti gangguan jantung bahkan meningkatkan kemungkinan kematian. Selain itu, chloroquine/hydroxychloroquine juga memiliki interaksi mayor dengan obat lain yang dapat membuat pengguna memiliki risiko lebih tinggi terkena efek samping yang tidak diinginkan.

Dexamethasone
Dexamethasone adalah obat kelas kortikosteroid yang biasanya digunakan untuk infeksi dan beberapa macam kanker. Percobaan awal dari obat ini menunjukkan bahwa dexamethasone dapat menurunkan angka kematian dari pasien yang terkena COVID-19 dengan gejala serius hingga 30%. Akan tetapi, dexamethasone belum direkomendasikan oleh FDA sebagai pengobatan COVID-19 dan berbagai percobaan serta penelitian masih harus dilakukan sebelum Dexamethasone digunakan secara umum sebagai pengobatan COVID-19.

Remdesivir
Di awal Mei 2020, FDA sebetulnya sudah menyetujui Remdesivir sebagai obat gawat darurat untuk COVID-19. Remdesivir awalnya ditemukan dapat memberikan perkembangan klinis positif pada pasien COVID-19 lima hari setelah pemberian obat. Akan tetapi, di pertengahan Juni kemarin, FDA menyampaikan peringatan tentang temuan efek samping atau reaksi alergi dari obat ini, terutama bagi pasien yang juga mengonsumsi obat lain. Protokol penggunaan Remdesivir masih dikaji ulang dan masih dalam tahap penelitian.

Azithromycin
Azithromycin merupakan antibiotik yang diperkirakan dapat digunakan untuk mengobati kasus COVID-19 bergejala ringan. Sebelumnya, Azithromycin diresepkan bersamaan dengan Hydroxychloroquine. Sekarang, penggunaan Azithromycin secara tunggal masih dalam tahap penelitian dan belum disetujui untuk digunakan sebagai obat untuk COVID-19.

Dapat disimpulkan hingga saat ini belum ada obat yang telah terbukti aman dan efektif untuk pengobatan COVID-19. Meski demikian, para peneliti di seluruh dunia masih bekerja keras untuk menemukannya. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang inisiatif global terkait pengobatan COVID-19, Anda dapat mengunjungi halaman-halaman berikut:

  1. COPCOV trial untuk Chloroquine/Hydrochloroquine
  2. RECOVERY trial untuk Dexamethasone
  3. SIMPLE, CARAVAN, REMDACTA, NIAID, Solidarity, and DisCoVeRy trial untuk Remdesivir
  4. ACTION trial untuk Azithromycin

Referensi
https://www.poison.org/articles/chloroquine-hydroxychloroquine
https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-dexamethasone-and-covid-19
https://www.fda.gov/news-events/press-announcements/coronavirus-covid-19-update-fda-warns-newly-discovered-potential-drug-interaction-may-reduce

Leave a Comment