Skip to content

Seberapa Efektif Tes COVID-19 Berbasis Air Liur?

Dikarenakan meningkatnya kasus COVID-19, permintaan untuk adanya alat untuk mendeteksi keberadaan virus SARS-CoV-2 juga meningkat. Tes COVID-19 berbasis air liur lebih nyaman, lebih murah dan lebih sedikit memakan waktu dibandingkan dengan jenis pengujian lainnya. Baca selengkapnya disini.


Dikarenakan meningkatnya kasus COVID-19, permintaan untuk adanya alat untuk mendeteksi keberadaan virus SARS-CoV-2 juga meningkat. Metode deteksi yang paling umum adalah melalui tes swab nasofaring dan orofaringeal invasif.

Quickspit™

Tes genetik berbasis air liur lebih nyaman, lebih murah dan lebih sedikit memakan waktu dibandingkan dengan jenis pengujian lainnya. Salah satu produk Nalagenetics, QuickSpit™️, menggunakan metode pengujian ini dengan mengumpulkan DNA dan baru-baru ini untuk mendeteksi SARS-CoV-2 virus melewati proses RT-PCR. QuickSpit™️ adalah kit yang menawarkan semua yang Anda butuhkan untuk prosedur pengumpulan air liur agar  dapat dilakukan dengan cepat dan aman.  Kit ini mencakup instruksi singkat dan peralatan yang mudah digunakan. Air liur manusia akan dikumpulkan dalam tabung dan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa oleh para ahli. Gen target SARS-CoV-2 mampu tetap stabil selama 5 hari di bawah suhu dingin (2°C - 8°C) dan suhu ruangan (25°C), sehingga dapat digunakan dengan baik saat diuji. Metode pengujian covid yang sederhana dan hemat biaya ini ternyata memiliki tingkat yang jauh lebih tinggi, yaitu tingkat persetujuan 97% dibandingkan dengan swab nasofaring dan oropharyngeal swab

specimens (NPOP). Mempertimbangkan semua faktor ini, QuickSpit™️ menawarkan pilihan yang menarik dan saat ini tersedia bagi orang Indonesia untuk tes COVID-19.

Akurasi

Akurasi diukur dengan dua hal: sensitivitas dan spesifisitas. Sensitivitas adalah persentase pasien dengan COVID-19 yang menerima hasil positif. Spesifisitas adalah persentase orang yang diidentifikasi dengan benar oleh tes sebagai orang tanpa COVID dengan hasil negatif.

Beberapa sumber menyatakan bahwa tes berbasis saliva memiliki sensitivitas 94% dan spesifisitas 98%,[2] ada sumber lain menyatakan bahwa tes berbasis saliva memiliki akurasi 83% yang tidak jauh dari akurasi tes NPOP dengan akurasi 85%.[3] QuickSpit™ 97% seakurat tes NPOP konvensional.[4] Selain itu, tes berbasis air liur lebih sensitif terhadap infeksi COVID-19 tanpa gejala dan infeksi yang tidak terlalu buruk dibandingkan dengan tes NPOP.[5]

Cara Kerja

Kit QuickSpit™ berisi: tabung pengumpul, corong, tutup tabung, kantong biohazard, dan kantong pembuangan corong. Jangan makan, minum, merokok atau menyikat gigi 30 menit sebelum pengambilan air liur. Pertama, pasang corong ke tabung pengumpul dan ludahkan air liur ke dalam tabung sampai garis indikasi. Lepaskan corong dan masukkan ke dalam kantong pembuangan. Tutup tabung dengan rapat dengan tutupnya dan masukkan ke dalam kantong biohazard. Pastikan tertutup rapat. Kemas semuanya kembali ke dalam kit dan siap untuk dijemput dan dikirim ke laboratorium untuk diproses.

Hasil

Hasilnya akan dilaporkan kepada Anda dalam satu hari setelah Anda mengirimkan hasilnya ke laboratorium. Dengan demikian, metode ini cepat dan efisien.

Kesimpulannya, QuickSpit™ adalah cara yang aman dan cepat untuk mendeteksi virus corona dari keamanan dan kenyamanan rumah Anda.

Sekarang, QuickSpit™ tersedia di Triasse dan Halodoc. Kunjungi halaman kami untuk mempelajari lebih lanjut mengenai ini.

Sumber:

  1. Wise, J. (2020, December 15). Covid-19: Lateral flow tests miss over half of cases, Liverpool pilot data show. The BMJ. Retrieved on 8 July 2021.
  2. Makarim, F. R. (2021, July 1). Efektifkah Deteksi COVID-19 dengan Melakukan Tes Saliva? Halodoc. Retrieved on 8 July 2021.
  3. Guillaume Butler-Laporte, M. D. (2021, March 1). Saliva Nucleic Acid Amplification Testing for Detection of SARS-CoV-2. JAMA Internal Medicine. Retrieved on 8 July 2021.
  4. Mahendra, C., Kaisar, M. M. M., Vasandani, S. R., Surja, S. S., Tjoa, E., Chriestya, F., Junusmin, K. I., Widowati, T. A., Irwanto, A., & Ali, S. (2021, January 1). Wide application of minimally processed saliva on multiple RT-PCR kits for SARS-CoV-2 detection in Indonesia. medRxiv. Retrieved on 8 July 2021. Teo, A. K. J., Choudhury, Y., Tan, I. B., Cher, C. Y., Chew, S. H., Wan, Z. Y., Cheng, L. T. E., Oon, L. L. E., Tan, M. H., Chan, K. S., & Hsu, L. Y. (2021, February 4). Saliva is more sensitive than nasopharyngeal or nasal swabs for diagnosis of asymptomatic and mild COVID-19 infection. Nature News. Retrieved on 8 July 2021.

Artikel ditulis oleh Stacey Haruman

Leave a Comment