Skip to content

Vitamin dan Mineral Penting pada Masa Kehamilan

Pregnancy is a critical period where women experience a lot of things, from physiological─that is metabolic and hormonal─to psychological changes.


Dalam menghadapi perubahan tersebut, perempuan membutuhkan asupan gizi tambahan yang cukup untuk menjamin keselamatan bayi dan dirinya. Jika berbicara tentang asupan gizi saat kehamilan, zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) paling sering dibicarakan. Namun, peran vital zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral dalam kehamilan juga tidak bisa diabaikan. Mengapa vitamin dan mineral sangat penting dalam kehamilan? Vitamin dan mineral apa yang harus diperhatikan?

Peran vitamin dan mineral dalam kehamilan

Sebagian besar proses fisiologis yang terjadi dalam tubuh melibatkan mikronutrien di dalamnya. Misalnya, reaksi kimia dalam aktivitas metabolisme, transportasi energi dan oksigen, pengaturan sistem saraf, pembentukan tulang, dan perlindungan sel-sel tubuh dari zat berbahaya. Semua reaksi dan proses kompleks tersebut tidak dapat dilakukan secara optimal tanpa jumlah vitamin dan mineral yang cukup dalam tubuh.

Selama kehamilan, perempuan mengalami peningkatan permintaan vitamin dan mineral untuk mendukung mereka dan janin mereka. Apabila kebutuhan ini diabaikan maka akan berdampak negatif selama kehamilan dan ketika anak memasuki masa tumbuh kembang. Kekurangan zat gizi dapat mikro menyebabkan masalah seperti anemia, preeklamsia, infeksi virus, perkembangan janin terhambat, dan pada kasus yang parah dapat menyebabkan kelahiran prematur dan kematian janin.

Setelah mengetahui pentingnya vitamin dan mineral bagi ibu hamil, pertanyaan selanjutnya adalah, apa saja vitamin dan mineral paling esensial yang perlu mendapat perhatian khusus?

Vitamin dan Mineral Untuk Difokuskan

1.  Zat Besi

Zat besi dibutuhkan terutama untuk memproduksi sel darah merah sehat yang akan diangkut ke janin. Peningkatan volume darah (sampai 1,5 sampai 2,0 liter per hari) selama kehamilan akan mengakibatkan kebutuhan zat besi lebih banyak. Jika perempuan yang tidak hamil membutuhkan 18 mg zat besi per hari, maka perempuan hamil akan membutuhkan zat besi hingga 27 mg. Beberapa komplikasi akan muncul sebagai akibat dari jumlah zat besi yang cukup. Anemia, kelelahan, dan sakit kepala adalah beberapa komplikasi yang umumnya muncul. Bagi kesehatan janin, dampak kekurangan zat besi akan menyebabkan kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah (BBLR). Bagaimana cara memenuhi zat besi yang cukup dalam tubuh? Konsumsi daging sapi yang dimasak matang, kacang-kacangan sehari-hari dapat membantu menaikkan asupan zat besi. Meskipun hati juga tinggi zat besi, National Health Services UK merekomendasikan untuk menghindarinya selama kehamilan karena kandungan vitamin A yang tinggi.

2.  Asam folat

Asam folat atau vitamin B9 adalah salah satu vitamin utama yang perlu dipastikan cukup dalam. Jika kekurangan asam folat, spina bifida (cacat saraf pada janin) akan terjadi. Cacat saraf pada janin terjadi saat otak embrio tidak bertumbuh dengan optimal. Hal ini biasanya terjadi pada bulan pertama kehamilan. Untuk mencegahnya, dianjurkan bagi perempuan untuk mengkonsumsi 600 mikrogram sejak minimal 1 bulan sebelum kehamilan hingga minggu ke-12 kehamilan. Karena tubuh Anda tidak dapat memproduksi asam folat, Anda dapat memperolehnya dengan mengonsumsi kacang-kacangan (kacang polong, kacang polong, lentil), telur, sayuran hijau, dan bit. Hati sapi merupakan salah satu sumber asam folat tertinggi.

3.  B Kompleks

B kompleks, yang meliputi B1, B2, B6, dan B12, memainkan peran penting dalam mendukung perempuan dan janin selama kehamilan. Salah satu contohnya adalah pembentukan plasenta. Pembentukan plasenta membutuhkan banyak vitamin B kompleks. Selain itu, vitamin B kompleks terlibat dalam metabolisme energi, sehingga juga memengaruhi jumlah energi yang dihasilkan dalam tubuh. Sumber vitamin B kompleks di antaranya meliputi daging, unggas, telur, produk susu, dan sayuran hijau dalam diet harian Anda.

4.  Vitamin C

Tulang yang sehat, otot yang kuat, dan sistem kekebalan yang berfungsi dengan baik berkaitan erat dengan jumlah vitamin C yang cukup. Untuk ibu hamil yang berusia di atas 19 tahun, setidaknya direkomendasikan mengonsumsi 85 mg vitamin C setiap harinya. Jika usia ibu lebih muda dari 19, jumlah minimum rekomendasi adalah 80 mg per hari. Buah dan sayuran seperti jeruk, lemon, stroberi, brokoli, dan kubis brussel adalah contoh makanan yang kaya akan vitamin C.

5.  Vitamin D

Vitamin D berkontribusi pada kesehatan tulang janin, gigi, dan regulasi kalsium dalam tubuh. Selain itu, vitamin D juga akan berperan dalam kesehatan mata dan kulit pada janin. Oleh karena itu, perempuan dianjurkan untuk mengonsumsi 600 IU vitamin D per hari untuk memenuhi kebutuhannya. Vitamin D dapat diperoleh dari ikan berminyak (salmon, sarden, mackerel), daging merah, dan kuning telur.

Pastikan untuk mengkonsumsi zat gizi mikro

Setelah berbicara tentang vitamin dan mineral ini, bagaimana perempuan memastikan mereka mengonsumsi cukup mikronutrien? Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mengonsumsi makanan yang variatif sesuai dengan gizi seimbang. Ganti jajanan yang tidak sehat dan rendah gizi dengan sayur dan buah. Untuk memaksimalkan asupan, ibu hamil dianjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering. Jaga agar tubuh tetap terhidrasi dengan 1,5 hingga 2 liter air mineral per hari. Langkah-langkah kecil ini sangat penting untuk kehamilan yang sehat dan sukses.

Rekomendasi makanan dan suplemen  untuk memenuhi kebutuhan gizi dapat berbeda setiap orangnya. Hal ini disebabkan oleh respons unik gen setiap individu terhadap diet yang berbeda. Ingin tahu tentang bagaimana pengaruh gen Anda sendiri terhadap jenis diet? Nala NutriReady™ dapat membantu Anda mengetahuinya. Hubungi Costumer Service kami di 08119941440.

Leave a Comment