Penyakit COVID-19 telah dinyatakan sebagai pandemi global oleh WHO pada tanggal 11 Maret 2020. Berikut merupakan beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan terkait COVID-19 beserta jawabannya.
COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus korona tipe baru yang bernama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Seperti namanya, COVID-19 merupakan penyakit pernapasan yang dapat menimbulkan gejala ringan hingga berat. Virus ini pertama kali muncul di kota Wuhan, Cina pada Desember 2019 lalu, dan kemudian diumumkan sebagai pandemi global oleh World Health Organization (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020.
Berikut merupakan beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan mengenai penyakit COVID-19 ini berikut jawaban menyeluruh yang dapat membantu Anda mengerti lebih dalam tentang apa yang dapat kita lakukan selama pandemi ini.
Pertanyaan: Apa saja tanda dan gejala COVID-19?
Menurut WHO dan CDC, gejala umum dari COVID-19 adalah sebagai berikut:
Berdasarkan periode inkubasi virus MERS-CoV, diprediksikan bahwa rentang waktu yang dibutuhkan untuk keluarnya gejala terhitung sejak paparan awal virus SARS-CoV-2 adalah 2-14 hari.
Pertanyaan: Apa perbedaan gejala pada seseorang yang mengidap COVID-19, masuk angin, dan batuk pilek?
Gejala dari penyakit COVID-19 mirip dengan gejala masuk angin, batuk pilek, ataupun reaksi alergi pada umumnya walaupun disebabkan oleh sumber yang berbeda. Tabel berikut ini merangkum perbedaan gejala yang disebabkan oleh masing-masing penyakit.
Pertanyaan: Di mana saya bisa melihat risiko saya terkena COVID-19?
Anda bisa memperkirakan jika Anda terjangkit dengan virus ini menggunakan kuesioner online yang tertera di sini. Terdapat juga kuesioner online yang telah dikembangkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang medis di Indonesia. Untuk kuesioner yang menggunakan bahasa Indonesia dapat diakses di sini.
Pertanyaan: Haruskah saya melakukan uji tes COVID-19?
Anda harus melakukan uji tes COVID-19 jika Anda telah direkomendasikan oleh dokter untuk melakukan pemeriksaan tersebut. Jika Anda menderita gejala yang mengindikasikan Anda terjangkit COVID-19 (demam, batuk kering, sesak nafas), segera hubungi dokter untuk berkonsultasi lebih lanjut terkait apakah Anda perlu melakukan tes atau tidak.
Pertanyaan: Kapan saya harus melakukan uji tes COVID-19?
Anda dapat melakukan uji tes COVID-19 jika Anda mengalami gejala yang mengindikasikan COVID-19 atau jika Anda melakukan kontak dengan orang yang positif mengidap COVID-19. Bila Anda merasa Anda perlu dites, hubungi dokter Anda untuk mendiskusikan apakah Anda perlu melakukan tes atau tidak.
Pertanyaan: Jika saya merasa saya mengidap COVID-19 tetapi tidak menunjukan gejala, apa yang harus saya lakukan?
Segeralah berkonsultasi ke dokter. Sementara itu tetap terapkan karantina mandiri untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut.
Pertanyaan: Di mana saya dapat melakukan uji tes COVID-19?
Anda dapat melakukan uji tes COVID-19 pada rumah sakit rujukan yang telah ditunjuk oleh pemerintah untuk menangani kasus COVID-19 di daerah Anda. Jangan mengunjungi laboratorium klinis manapun karena lab klinis hanya menerima sampel COVID-19 yang berasal dari rumah sakit tertentu. Anda dapat menghubungi Nalaganetics melalui Whatsapp untuk mendapatkan informasi mengenai rumah sakit mana saja yang ditunjuk untuk menangani uji tes COVID-19.
Pertanyaan: Bagaimana cara melakukan karantina mandiri?
Karantina mandiri dapat dilakukan dengan cara mengisolasi diri di rumah selama 14 hari. Isolasi diri ini harus dilakukan selama 14 hari karena durasi tersebut merupakan kemungkinan masa inkubasi terpanjang dari penyakit COVID-19.
Pertanyaan: Siapa orang yang paling rentan terhadap COVID-19?
Perlu diingat bahwa orang-orang pada usia berapapun yang memiliki penyakit bawaan dan orang berusia di atas 60 tahun memiliki resiko lebih tinggi untuk memiliki gejala yang lebih parah, dan bahkan hingga menyebabkan kematian. CDC mencatat kondisi medis yang dapat meningkatkan tingkat keparahan dari COVID-19 adalah:
Pertanyaan: Apa yang bisa saya lakukan untuk menghindari terkena COVID-19?
Virus dapat ditularkan dari orang ke orang ketika terjadi kontak antara satu sama lain atau melalui droplet yang dihasilkan ketika orang yang telah terinfeksi COVID-19 batuk atau bersin. Droplet ini juga dapat mendarat di mulut atau hidung dari orang-orang yang berada disekitar penderita dan terhirup ke dalam paru-paru orang-orang tersebut. Selain itu, droplet ini juga dapat mendarat dan bertahan di benda mati sehingga menyebabkan orang lain tertular oleh virus tersebut jika setelah orang melakukan kontak dengan benda itu orang tersebut menyentuh bagian wajah mereka dengan tangan yang sudah terkontak dengan virus.
Cara terbaik untuk mencegah terkenanya penyakit COVID-19 adalah menghindari paparan virus tersebut. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari paparan virus tersebut
Q: Kapan saya harus mempertimbangkan untuk mencari pertolongan medis?
Orang dengan gejala ringan disarankan untuk mengisolasi diri dan menghubungi penyedia layanan medis atau jalur informasi COVID-19 untuk saran mengenai tes dan perujukan ke rumah sakit. Bagi yang memiliki gejala di bawah ini, disarankan untuk mencari pertolongan medis secepatnya:
Q: Mengapa physical distancing sangat penting?
Physical distancing berarti menghindari kontak fisik dengan orang lain dengan cara tinggal di rumah sebisa mungkin. Studi telah menunjukkan kasus di mana orang yang telah terinfeksi oleh virus tidak menunjukkan gejala (atau menunjukkan gejala beberapa hari setelah paparan awal). Perlu diingat bahwa orang yang terlihat sehat (atau asimtomatik) dapat menjadi carrier dan mentransmisikan virus kepada kelompok orang dengan risiko tinggi seperti orang lanjut usia dan orang dengan penyakit bawaan. Physical distancing menjadi penting untuk menurunkan jumlah orang yang terpapar virus. Dengan melakukan physical distancing, Anda melindungi orang lain yang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gejala berat dari virus tersebut.
Work From Home: Saran untuk Tetap Produktif
Pandemi coronavirus menyebabkan banyak perusahaan di berbagai seluruh dunia mulai menerapkan peraturan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah. WFH dapat menjadi tantangan bagi mereka yang baru mulai melakukannya, berikut merupakan tips and tricks untuk tetap produktif selama bekerja jarak jauh:
Sangat penting untuk memiliki area khusus di rumah yang dikhususkan untuk bekerja, di mana Anda dapat melakukan WFH dengan kondusif. Hindari bekerja di atas kasur, bekerja di atas meja lebih disarankan.
Bekerja dari rumah dapat menjadi tantangan karena kehidupan personal dan profesional dapat bercampur. Sangat penting untuk Anda merencanakan alur kerja harian untuk memastikan Anda menyelesaikan tugas Anda tepat waktu. Anda dapat menggunakan platform manajemen proyek seperti Notion, Asana, atau Trello untuk memastikan Anda dan tim Anda mengetahui tenggat waktu pekerjaan yang ada.
Selama mempraktekan WFH, komunikasi antara anggota tim harus menjadi prioritas. Karena situasi tidak mendukung untuk melakukan meeting tatap muka, video atau conference call perlu lebih banyak dilakukan untuk memberi informasi kepada tim atau departemen Anda terkait kemajuan pekerjaan Anda. Anda juga dapat mengkomunikasikan informasi ini melalui platform messaging seperti Slack.
Gangguan dapat terjadi di mana saja, di kantor dan juga di rumah. Gangguan kecil ini bahkan dapat berakibat lebih fatal di rumah, karena orang di rumah Anda mungkin terbiasa dengan Anda tidak bekerja di rumah. Anda dapat menghindari distraksi dari orang rumah dengan membuat dan membahas peraturan terkait pekerjaan Anda yang disetujui oleh orang di rumah Anda. Bekerja sesuai dengan jam kerja Anda, dan sempatkan waktu untuk beristirahat agar keseimbangan tetap terjaga.
Penting untuk mengingat bahwa bekerja dari rumah tidak selalu menghasilkan hasil yang sama dengan bekerja dari kantor seperti biasa. Beberapa pihak mungkin setuju untuk meeting secara virtual, sementara beberapa pihak mungkin tidak, dan masalah ini mungkin menjadi penghalang besar untuk departement tertentu. Buatlah goals yang realistis dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi saat membuat serta berkomunikasi secara rutin dengan pimpinan Anda terkait hambatan yang Anda hadapi dalam menyelesaikan pekerjaan.
Buat rutinitas pagi seperti hari kerja Anda biasanya. Bersiap-siap, mengganti pakaikan dengan pakaian kerja, buat segelas kopi sebelum Anda duduk dan mulai bekerja. Pada akhir jam kerja Anda, Anda dapat juga membuat rutinitas selesai bekerja seperti menutup laptop Anda dan berganti pakaian menjadi pakaian rumah Anda. Rutinitas ini akan membantu Anda berganti antara kehidupan profesional dan kehidupan pribadi.
Referensi
https://www.who.int/health-topics/coronavirus#tab=tab_1
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/about/index.html
https://globalnews.ca/news/6717166/what-is-physical-distancing/
https://edition.cnn.com/2020/03/23/health/coronavirus-symptoms-list-what-to-do-wellness/index.html