Meskipun merupakan kondisi dengan prevalensi tinggi di seluruh dunia, penyebab dibalik sindrom ovarium polikistik (PCOS) belum ditemukan. Oleh karena itu, pencegahan adalah pilihan terbaik untuk menghindari efek buruk dari kondisi ini.
Sindrom ovarium polikistik atau PCOS adalah sekumpulan gejala yang berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon yang terjadi pada wanita selama masa reproduksi. Dari namanya, "ovarium polikistik" berarti ditandai dengan adanya banyak kista kecil di sekitar bagian luar ovarium. Kista itu sendiri mengandung sel telur yang belum matang, yang gagal dilepaskan. Karena pelepasan sel telur yang tidak teratur ini, wanita dengan PCOS sering ditandai dengan siklus menstruasi yang tidak teratur, atau menstruasi lebih lama dari biasanya. Berikut adalah gejala lain yang ditimbulkan akibat adanya kondisi PCOS:
Menurut WHO, kondisi ovarium mempengaruhi sekitar 116 juta wanita di seluruh dunia (3,4%), dan membuat prevalensi globalnya jatuh diantara 4% dan 20% wanita usia reproduksi. Untuk mendiagnosa PCOS, kriteria Rotterdam biasanya digunakan, dimana seseorang dikatakan menderita PCOS jika memiliki dua dari tiga kondisi berikut:
Meskipun populasi wanita dengan PCOS semakin meningkat, penyebab pasti dari PCOS belum dapat ditentukan. Namun, PCOS telah ditemukan berkorelasi dengan obesitas dan resistensi insulin.
Obesitas dianggap sebagai faktor risiko PCOS. Namun demikian, PCOS tidak eksklusif hanya terjadi pada wanita obesitas pada usia reproduksi, melainkan dengan status gizi lain non-obesitas juga memiliki kemungkinan untuk mengarah kepada kondisi PCOS. Peningkatan BMI ditemukan berisiko tinggi pada siklus menstruasi yang tidak teratur dan infertilitas. Oleh karena itu, diketahui obesitas dapat menjadi salah satu faktor penyebab perkembangan PCOS, dan begitupun sebaliknya. Sifat resistensi insulin disebabkan oleh fungsi hormon yang abnormal – dimana kelebihan insulin memicu ovarium untuk memproduksi androgen, yang mengarah pada kondisi yang disebut hiperandrogenisme. Hiperandrogenisme ditandai dengan gejala-gejala di atas; penambahan berat badan (yang dapat menyebabkan obesitas), penumbuhan rambut di sekujur tubuh, pembentukan jerawat, dan alopesia (kebotakan/penipisan rambut). Sama halnya seperti obesitas, PCOS yang disebabkan oleh hiperandrogenisme akan menghasilkan sifat resisten insulin.
Karena mekanisme yang pasti antara resistensi insulin, obesitas, dan hiperandrogenisme dibalik PCOS masih belum ditemukan, tentunya lebih baik kita melakukan tindakan pencegahan untuk PCOS. Semuanya kembali pada tindakan kecil dalam kehidupan kita sehari-hari yang salah satunya dapat diperhatikan yakni manajemen berat badan. Dengan berat badan dalam kategori normal, diharapkan banyak kondisi kesehatan yang dihasilkan dari PCOS (diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, gangguan endometrium) dapat dihindari. Berikut beberapa perubahan gaya hidup untuk mencegah kondisi PCOS:
Namun demikian, semuanya kembali pada apa yang benar-benar dibutuhkan tubuh kita – apa yang dibutuhkan tubuh Anda mungkin tidak sama dengan apa yang dibutuhkan tubuh orang lain – karena susunan genetik kita semua berbeda! Oleh karena itu, penting untuk menyesuaikan pola makan kita secara personal.
Tingkatkan informasi asupan diet Anda dengan tes nutrigenetics kami, NutriReady™. Klik tautan ini untuk mengetahui lebih lanjut!