Penyakit kardiovaskular (PK) adalah salah satu penyebab utama kematian di Indonesia dan adanya perkembangan pola penyakit tersebut. Maka diadakan kebutuhan mendesak untuk menemukan solusi inovatif untuk mengurangi kasus PK.
Pada 10 Juli 2022, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) menyelenggarakan acara simposium di Denpasar, Bali untuk memberikan informasi terkini dan manajemen komprehensif mengenai PK kepada 56 peserta.
Nalagenetics diberi kesempatan untuk berbicara dan membahas pada acara musyawarah ini mengenai alat dan software pengujian gen kami untuk mendemokratisasikan perawatan personalisasi melalui intervensi farmakogenomik (PGx).
Levana Sani, CEO dan Co-Founder Nalagenetics, menunjukkan bagaimana pengujian PGx dapat membantu mengurangi efek samping obat sebaik meningkatkan kemanjuran dengan contoh kasus untuk obat clopidogrel dan statin.
Clopidogrel adalah pengencer darah yang harus dimetabolisme sebelum mencapai bentuk aktifnya. Ditemukan bahwa 30% penduduk Indonesia memiliki risiko tinggi untuk mengalami Major Adverse Event (MAE) menggunakan obat ini. Selain itu, ada 6-8% kemungkinan untuk mengalami MAE dengan percutaneous coronary intervention (PCI) atau intervention intervensi koroner perkutan. Selanjutnya, kemanjuran clopidogrel yang tidak optimal dapat mengakibatkan risiko 23% untuk kecelakaan serebrovaskular atau stroke.
Untungnya, ada hubungan farmakogenomik antara clopidogrel dan pembentukan metabolitnya. Levana menekankan bahwa gen utama untuk memetabolisme obat tersebut adalah gen CYP2C19. Pasien dengan metabolisme normal CYP2C19 cenderung menghasilkan pembentukan metabolit aktif normal dan reaktivitas trombosit. Sebaliknya, pemetabolisme CYP2C19 yang buruk akan memiliki penurunan pembentukan metabolit aktif, peningkatan reaktivitas trombosit pada pengobatan dan dengan demikian, peningkatan kecelakaan serebrovaskular atau kondisi medis terkait jantung lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan genotipe CYP2C19 untuk clopidogrel akan menguntungkan pasien yang menjalani PCI melalui identifikasi loss of function (LOF) atau alel tidak berfungsi. Levana memberikan beberapa kisah sukses untuk jika penerapan genotipe CYP2C19 dilaksanakan pada pasien yang menjalani PCI.
Dengan contoh serupa, genotipe SLCO1B1 untuk statin dapat menghasilkan hasil terapi yang lebih baik dan pengurangan gejala otot. Mengidentifikasi varian farmakogenomik gen SLCO1B1 penting karena gen ini memiliki peran untuk hepatic uptake untuk semua bentuk statin.
Levana menjelaskan cara bagaimana pengujian PGx pre-emptive dengan Nala RxReadyTM dapat membantu mengurangi efek samping yang disebabkan oleh lebih dari 160 obat, termasuk obat kardiovaskular seperti clopidogrel dan statin. Contohnya, pengobatan alternatif untuk terapi anti-platelet dapat direkomendasi setelah pasien diidentifikasi memiliki CYP2C19 LOF. Obat alternatifnya termasuk prasugrel, ticagrelor, atau clopidogrel dosis tinggi.
Di luar rujukan ini, Nalagenetics juga dapat memberdayakan sistem laboratorium Anda untuk menjalankan program pengobatan yang dipersonalisasi. Kami menyediakan Nala PGx CoreTM untuk laboratorium, kit untuk farmakogenomik pre-emptive dengan software pendamping, Nala Clinical Decision SupportTM.
Menerapkan pengujian PGx untuk intervensi kardiovaskular akan memberikan perubahan revolusioner untuk masa depan bidang medis melalui pengurangan tanggapan yang merugikan dan meningkatkan kemanjuran. Gunakan alat dan layanan pengujian gen Nalagenetics untuk meningkatkan praktik klinis Anda hari ini. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi kami di 08119941440.