Sebagai kanker paling umum di dunia, kanker payudara tidak diragukan lagi menjadi penyebab banyaknya kematian wanita. Studi telah dilakukan secara ekstensif untuk menghitung dan meminimalkan risiko kanker payudara pada populasi global.
Seperti yang Anda ketahui, Oktober adalah Bulan Peduli Kanker Payudara! Satu bulan ini dikhususkan untuk meningkatkan kesadaran akan kanker payudara dan dampaknya sebagai kampanye yang diadakan setiap tahun. Kanker payudara telah menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia, menjadi sebab dibalik 685.000 kematian wanita secara global pada tahun 2020. Ini juga merupakan kanker paling umum di dunia dengan 7,8 juta wanita terdiagnosis menderita kanker payudara antara 2017 hingga 2022.
Kanker payudara sendiri ditandai dengan pertumbuhan sel payudara yang tidak terkendali. Berbagai bagian payudara dapat menjadi titik awal kanker payudara, termasuk bagian utamanya: lobulus, saluran, dan jaringan. Dalam kebanyakan kasus, kanker berawal di lobulus atau saluran payudara. Namun, ketika sudah mencapai stadium lanjut, kanker payudara dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui proses yang disebut metastasis.
Berbeda dengan kanker serviks atau kanker perut yang disebabkan oleh infeksi, kanker payudara tidak memiliki penyebab yang berhubungan dengan infeksi. Oleh karena itu, ada begitu banyak faktor yang berkontribusi terhadap risiko kanker payudara. Yang paling umum dan paling kuat adalah jenis kelamin perempuan dan usia di atas 40 tahun. Aspek gaya hidup lainnya seperti obesitas, konsumsi alkohol, riwayat menstruasi/kehamilan, paparan radiasi, riwayat keluarga kanker payudara, dan sebagainya, juga dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Namun, pengendalian baik untuk semua faktor risiko ini hanya akan mengurangi risiko perkembangan kanker payudara hingga maksimal 30%.
Sama seperti kanker pada umumnya, kanker payudara tidak akan tampak mencolok hingga sudah mencapai stadium yang lebih parah, dimana gejalanya mulai bermunculan. Gejala dapat dibagi menjadi benjolan baru di payudara atau ketiak, pembengkakan atau penebalan bagian payudara, keluarnya cairan dari puting selain ASI, nyeri di area payudara, dan banyak lagi.
Oleh karena itu, penting bagi wanita, terutama yang berusia 50 hingga 74 tahun, untuk menjalani tes skrining kanker payudara. Ada beberapa jenis skrining kanker payudara, termasuk pemeriksaan fisik dan penilaian riwayat, tes laboratorium, tes imaging, dan yang paling baru dan canggih, tes genetik.
Dalam tes genetik kanker payudara, sel atau jaringan payudara diamati untuk mendeteksi perubahan genetik atau kromosom. Spesimen biologis, seperti air liur, darah, atau buccal swab juga dapat dikumpulkan dan diteliti untuk mengidentifikasi mutasi genetik yang terkait dengan kanker payudara. Karena pemeriksaan ini berdasarkan analisis genetik, umumnya dilakukan untuk menentukan kelainan pada gen "penetrasi tinggi" atau gen yang memainkan peran penting dalam kanker payudara seperti BRCA1, BRCA2 dan PALB-2. Pasien yang diidentifikasi dengan mutasi pada gen tersebut sangat disarankan untuk menjalani lebih banyak prosedur untuk meminimalisir risiko terkena (atau memburuknya) kanker payudara, seperti pengangkatan payudara.
Selain itu, ada juga metode di mana efek kumulatif dari gen "penetrasi rendah" dipelajari, dalam pendekatan yang disebut "skor risiko poligenik" atau “polygenic risk score”. Skor risiko poligenik memberikan pengukuran risiko seseorang terkena penyakit berdasarkan gen mereka. Pendekatan ini juga dapat dikombinasikan dengan jenis faktor risiko lain untuk lebih membantu pasien dalam perkembangan penyakit dan respons pengobatan mereka.
Sebuah penelitian pada tahun 2016 membuktikan ketidakakuratan tes skrining kanker payudara konvensional (terutama mamografi). Hal ini tentunya berdampak besar di bidang kesehatan masyarakat karena sebagian besar wanita sangat bergantung pada jenis tes ini untuk meminimalkan risiko kanker payudara. Ada dua masalah utama yang terdapat pada skrining kanker payudara (atau skrining kanker secara umum), yaitu:
Dalam 10 tahun terakhir, industri penelitian kanker telah menyaksikan banyak kemajuan dalam penilaian risiko dan pengujian genetik untuk kanker payudara. Melalui pemahaman mendalam tentang mutasi pada gen terkait kanker dan faktor spesifik pasien seperti ras, etnis, riwayat keluarga, dan sebagainya, peneliti dapat menjadikan kanker payudara sebagai penyakit yang lebih cepat dicegah dan diobati. Dengan prinsip personalization yang berkembang pesat dalam bidang kesehatan, banyak penelitian yang sedang dilakukan untuk membuat skrining kanker payudara lebih memenuhi kebutuhan setiap individu sesuai dengan faktor risiko dan susunan genetik mereka.
Dalam rangka Bulan Kesadaran Kanker Payudara, Nalagenetics sedang berkontribusi pada penelitian kanker payudara dalam menemukan cara baru untuk meminimalisir dampak buruknya terhadap masyarakat. Saat ini, kami sedang merekrut peserta untuk studi penelitian Skor Prediksi Risiko Kanker Payudara (Breast Cancer Risk Prediction Score) kami. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perbedaan peluang terkena kanker payudara berdasarkan faktor genetik dan non-genetik. Peserta dalam penelitian ini akan mendapatkan tes genetik kanker payudara secara gratis sekaligus berkontribusi langsung untuk membuat dunia bebas dari kanker payudara.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang studi kami, klik tautan ini! Kami akan sangat menghargai partisipasi Anda.