NalaGenetics Digest | Genetics, Health & Wellness Updates

“Makanan Ini Boleh Nggak, Ya?”: Ungkap 4 Mitos Seputar Makanan dalam Menyusui

Written by NalaGenetics | 2023 Jun 22 17:48:21

Para ibu dalam masa menyusui kerap kali mendengar berbagai informasi tentang anjuran dan pantangan makan. Mitos atau fakta kah informasi tersebut? Artikel ini kita akan membahas empat mitos tentang diet untuk ibu menyusui dan mengupasnya satu per satu.

Memiliki bayi yang baru lahir dan memasuki masa menyusui adalah pengalaman yang memiliki makna dan cerita tersendiri bagi sosok ibu. Tidak jarang kita mendengar para ibu berjuang untuk menyusui dan memberi makan bayi mereka, hingga bersusah payah mencari bantuan, dukungan, dan informasi dari para ibu di sekitarnya yang dianggap sudah lebih berpengalaman. Meskipun beberapa cerita pengalaman tentang diet atau pola makan menyusui disampaikan dengan niat baik, tetapi beberapa di antaranya ternyata masih mengandung mitos yang dapat menjadi bumerang dan menyebabkan masalah bagi ibu dan bayi dalam jangka panjang.

Pada artikel ini kita akan membahas empat mitos tentang diet untuk ibu menyusui dan mengupasnya satu per satu.

Mitos #1: "Makan 'superfood' ini untuk suplai ASI yang baik"

Fakta: Memenuhi asupan kalori dengan cara yang sehat akan membantu cukupnya suplai ASI

Meskipun tak dapat dipungkiri bahwa beberapa makanan bermanfaat bagi ibu karena kandungan gizinya, namun terlalu memfavoritkan makanan tertentu dapat mengalihkan perhatian dari hal yang paling utama; yakni memenuhi kalori yang cukup. Menurut Dietary Guidance For Americans, dalam enam bulan pertama menyusui, ibu yang sehat dan kekurangan berat badan membutuhkan setidaknya tambahan 330-400 kalori per hari. Jika kebutuhan kalori ini tidak terpenuhi, mengonsumsi 'superfood' pun tidak bisa mengatasi masalah suplai ASI. (Bagi ibu obesitas, pembatasan kalori untuk penurunan berat badan dapat disesuaikan.)

Oleh karena itu, alih-alih hanya mengandalkan makanan tertentu, hal yang lebih tepat untuk dilakukan adalah dengan memenuhi kalori melalui diet sehat, yang berasal dari konsumsi makanan bergizi yang tepat dengan jumlah yang tepat. Sebagai tips, sertakan protein rendah lemak ke dalam menu makanan Teman Nala untuk memenuhi kebutuhan protein, biji-bijian utuh (whole grains) yang tinggi serat untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, dan perbanyak buah dan sayuran untuk mengakomodasi kebutuhan akan vitamin dan mineral penting. Memilih makanan yang bergizi tinggi adalah kuncinya.

Mitos #2: Ibu menyusui tidak bisa mengonsumsi kafein

Fakta: Kafein dalam batasan tertentu aman dikonsumsi oleh ibu menyusui

Kekhawatiran tentang kafein adalah seputar dampaknya pada bayi. Memang benar bahwa kafein dapat terbawa melalui ASI ibu ke bayi, namun diperkirakan hanya 1% dari total kafein. Tak hanya itu, penelitian juga menemukan bahwa bayi yang ibunya mengonsumsi 3 cangkir kopi sehari (450 ml), sedang, tidak terpengaruh kafein. Sampel urin mereka juga tidak menunjukkan adanya kandungan kafein. Masalah mulai muncul ketika konsumsi kafein ibu berlebih, yakni mencapai 5 cangkir kopi (750 ml) dalam sehari. Hal ini menyebabkan kafein menumpuk sehingga memicu gejala tidak nyaman pada bayi.

Teman Nala juga perlu mengetahui bahwa beberapa bayi lebih sensitif terhadap kafein daripada yang lain. Bayi-bayi ini menunjukkan gejala seperti mudah rewel, gelisah, dan sulit tidur. Untuk bayi yang baru lahir, waktu yang dibutuhkan bagi mereka untuk memecah kafein lebih lama (sekitar 50-100 jam). Sedangkan bayi usia 3-4 bulan hanya membutuhkan waktu 3-7 jam untuk melakukan proses yang sama. Oleh karena itu, ibu yang ingin mengonsumsi kafein bisa menunggu hingga bayi cukup umur untuk bisa mencernanya dengan lebih baik.

Para ahli menyarankan batas konsumsi kafein hingga 300 mg per hari untuk ibu menyusui. Ini sama dengan 2-3 cangkir kopi (1 cangkir kopi mengandung sekitar 90 mg kafein).  Perhatikan juga sumber kafein lainnya, seperti teh, cola, cokelat, minuman olahraga, dan minuman berenergi agar tidak melebihi batas yang disarankan.

Mitos 3: Ibu menyusui tidak bisa makan makanan pedas

Fakta: Ibu menyusui masih bisa menikmati rasa pedas dalam makanan

Mitos ketiga yang paling umum  tentang diet untuk ibu menyusui adalah mereka harus menjauh dari makanan pedas. Hal ini mungkin berasal dari kekhawatiran bahwa makanan yang dikonsumsi mempengaruhi rasa ASI.

Namun, tidak ada penelitian yang menunjukkan efek negatif dari ibu yang mengonsumsi makanan pedas terhadap bayi mereka.

Karena itu, Teman Nala yang sedang menyusui tetap dapat memasukkan makanan pedas ke dalam daftar menu. Teman Nala mungkin hanya ingin berhati-hati untuk makan dengan tingkat kepedasan tertentu, sehingga nantinya tidak mengalami mulas dan sakit perut yang dapat mengganggu waktu menyusui sang buah hati.

Mitos 4: Makan sayuran gas dapat membuat bayi mengeluarkan gas dan rewel

Fakta: Gas dan serat tidak akan terserap oleh ibu dan masuk dalam ASI

Menurut penelitian, banyak ibu menyusui yang membatasi diet mereka, bahkan sampai cukup ekstrem karena satu hal: kerewelan bayi dianggap sebagai respon ketidaknyamanan yang disebabkan oleh gas yang dihasilkan dari sayuran seperti kubis, brokoli, dan kembang kol.

Mitos ini cukup umum beredar karena alasannya tampak masuk akal: "Brokoli adalah salah satu dari banyak sayuran yang menyebabkan gas, oleh karena itu hindari mengonsumsinya jika tidak ingin bayi mengeluarkan gas."

Namun, menurut penelitian dan studi, klaim ini tidak memiliki dasar ilmiah. Gas adalah hasil interaksi antara mikroflora di usus dengan serat. Meskipun ibu mengonsumsi sayuran, baik serat maupun gasnya tidak akan diserap oleh ibu dan masuk ke dalam ASI. Yang akan masuk dalam ASI ibu sebagai bentuk pengaruh makanan adalah rasa ASI yang dapat berubah sesuai dengan apa yang dikonsumsi ibu, dan hal ini tidak menyebabkan bayi rewel. Bahkan, variasi rasa dalam ASI diperlukan untuk membiasakan bayi untuk berkenalan dengan berbagai makanan padat yang sehat di kemudian hari.

Kesimpulan

Setelah kita membahas beberapa mitos makanan di kalangan ibu menyusui, berikut adalah empat poin untuk diingat: (1) ibu perlu lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan kalori melalui diet sehat daripada mengandalkan makanan tertentu saja;  (2) ibu menyusui dapat mengonsumsi kafein dengan batas hingga 300 mg atau 2-3 cangkir kopi sehari; (3) ibu boleh makan makanan pedas (dengan tetap hati-hati) selama menyusui, dan (4) mengonsumsi sayuran bergas tidak serta-merta menyebabkan bayi mengeluarkan gas.

Pembatasan diet untuk ibu menyusui dapat menyebabkan berbagai kesulitan, seperti merasa bingung dan tertekan secara psikologis. Selain itu, melarang makanan sehat tanpa alasan ilmiah akan berdampak negatif tidak hanya pada ibu tetapi juga bayi;  menghambat tumbuh kembang selama masa keemasan yang berdampak merugikan bagi kondisi kesehatan di masa dewasa. Dengan demikian, akses informasi mengenai diet dan nutrisi yang tepat untuk menyusui sangat penting.

Di Nalagenetics, kami dapat membantu Teman Nala mendapatkan nutrisi dalam masa menyusui secara akurat berdasarkan genetik dengan NutriReady™. Hubungi kami melalui WhatsApp di wa.me/628119941440 dan mulai personalisasi nutrisimu sekarang juga!